SISTEM STARTER
A. Pengertian Sistem Starter
Sistem starter adalah bagian dari
sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran
awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui
siklus pembakaran pada ruang bakar.
B. Fungsi Sistem Starter
Mesin
kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak
tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar.
Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal
sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor
stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor
misalnya :
1. Tekanan
kompresi
2. Gesekan pada
semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih
dingin kekentalannya.
C. Jenis Sistem Starter
1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan
dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki), slenger (starter
untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya
berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan
saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber
tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin kapal
laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.
D. Komponen Sistem Starter
1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik
ke relay starter
b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang
besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik
menjadi momen putar
Gambar II.1. Motor Stater
d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus
listrik
2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan pada core motor
starter berfungsi untuk membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa
jenis sepeda motor biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet
permanen jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk membangkitkan
medan magnet.
b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik
menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen
putar. Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush
yang berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari
brush).
Gambar II.2. Armature
c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi
sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang
berbentuk silinder. Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan
memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.
Gambar II.3.Yoke,
Pole Core, dan Field coil
d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa
melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan
menjadi dua.
·
Dua buah disebut dengan brush positif.
·
Dua buah disebut dengan brush negative.
Gambar II.4. Brush
e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk
memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat
berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil
bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear
Gambar II.5. Starter Clutch
f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk
menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus
mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui teminal
utama.
Gambar II.6. Sakelar Magnet
g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai
pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
Gambar II.7.
Armetur Brake
h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk
mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas
perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar II.8.
Driver Lever
E. Type Motor Starter
Motor
Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain
1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
Gambar II.9.
Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
a.
Kelebihan
Motor starter tipe Konvensional memiliki kelebihan
sebagai berikut: Kontruksi pada motor starter tipe Konvensional Armaturenya
seporos dengan pinion gear. Karena letak gigi pinion seporos dengan armature,
maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, jadi putarannya
menghasilkan gaya yang besar.
b.
Kekurangan
Motor starter tipe Konvensional
memiliki kekurangan sebagai berikut: Karena letak gigi pinion seporos dengan
armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, maka memerlukan
tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.
2. Reduction Type Starter Motor
Gambar
II.10. Reduction Type Starter Motor
a. Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe reduksi armaturenya
tidak seporos dengan gigi pinion tapi putaran dari armaturenya di reduksikan
(diturunkan) oleh idle gear sampai sepertiganya. Maka putaran yang dihaslkan
sangat kuat karena memilki idlle gear.
b. Kekurangan
Karena
putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti
pada motor starter tipe konvensional.
3. Planetary Type Starter Motor
Gambar
II.11. Planetary Type Starter Motor
a. Kelebihan
Sistem stater dengan motor stater tipe planetary pada
prinsipnya sama dengan motor stater tipe lainnya. Motor stater jenis planetary
termasuk pada jenis motor stater reduksi karena putaran armature diturunkan
untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih kuat. Mekanisme penurun putaran motor
stater jenis ini menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model planetary
memungkinkan motor stater bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan
motor stater tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan
torsi yang lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih
kompak, lebih ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen utama motor stater tipe ini secara
umum sama dengan motor stater tipe konvensional, namun ukuran aramature,
kumparan medan dan lainnya lebih kecil. Perbedaan yang mencolok pada motor
stater tipe ini adalah komponen untuk mereduksi putaran motor dengan unit roda
gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu ring
gear, gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier shaft).
Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input pada
sistem gigi planetary. Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran
yang lebih lambat dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang
lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan menyebabkan poros pembawa
( poros gigi planetary ) juga ikut berputar. Perbandingan gigi antara gigi
poros armature : gigi planetary : gigi ring gear adalah 11 : 15 : 43 yang
menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5, dengan demikian kecepatan putaran
poros armature akan turun menjadi 1/5 dari putaran poros armature sebenarnya.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh
gigi planetary, maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe
konvensional.
F. Prinsip Kerja Sistem Starter
1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik
adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus
listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M)
di sekeliling kawat.
Gambar
II.12. Medan Elektromagnetik
2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
a.
Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b.
Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c.
Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik
Gambar
II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming
3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri
fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik maka akan
timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari kutup
utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan
konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang
menyebabkan konduktor bisa berputar.
Gambar
II.14. Prinsip Kerja Motor starter
G. Cara Kerja Sistem Starter
1. Pada Saat Motor Switch On (ST)
Gambar II.15.Pada
Saat Motor Switch On (ST)
Arus listrik mengalir :
a.
Baterai -----> kontak -----> terminal 50
-----> hold coil -----> massa Sehingga
: Ada kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b.
Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil
-----> terminal C -----> Kumparan Medan -----> anker ----->
massaSehingga:
1.
Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2.
Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil,
lewat kontak)
3.
Main Swtch mulai terhubung
2.
Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Gambar
II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Arus listrik mengalir :
a. Baterai
-----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan ----->
massa
b. Baterai
-----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan ----->
kumparan angker -----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan
pinion dan berputar cepat (arus dari battery
langsung lewat main switch ke motor).
3.
Pada Saat Starter Switch OFF
Gambar
II.17.Pada Saat Starter Switch OFF
a.
Baterai -----> Terminal B -----> Main switch
-----> Terminal C -----> Kumparan pull coil -----> Hold coil ----->
Massa
b.
Baterai -----> Terminal B -----> Main switch
-----> Terminal C -----> Kumparan medan angker -----> Massa
Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai
arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion
tertarik mundur dan main switch terputus
H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine
tidak dapat mulai hidup (start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut
memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk
menghidupkan. Dari beberapa cara yang sudah ada pada saat ini, mobil pada
umumnya menggunakan siatu motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch
(solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang
dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila), sehingga ketika ring
gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga ikut berputar.
Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang
kecil yang tersedia pada baterai atau aki
Gambar
II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada
kendaraan yang berfungsi untuk memberikan putaran awal untuk engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol dapat
berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja
memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang
bakar.
1.
Komponen
Sistem Starter Pada Mobil
a.
Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal juga dengan
istilah kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan baterai
dengan komponen- komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan
lainnya.
b.
Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan
energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai
(menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan
komponen komponen kelistrikan lainnya
c.
Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah energi listrik
menjadi energi gerak (mekanik), yang digunakan untuk memutar engine (melalui
poros engkol) pertama kali, untuk membatu engine tersebut hidup.
d.
Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus
(pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan
kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.
e.
Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen
sistem kelistrikan pada mobil. Untuk penghubung pada sistem starter biasanya
digunakan kabel yang cukup besar karena kabel tersebut juga dilewati arus yang
cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi dengan balast resistor,
biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau dengan relay, yang
berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition coil tanpa melalui
balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak kembali
ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).
2.
Cara kerja
sistem starter pada mobil
a.
Pada saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak ON listrik dari terminal
positif baterai akan mengalir menuju ke
terminal B pada switch magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke
hold in coil pada switch magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in
coil. Kemagnetan pada hold in coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik
dan terdorong maju karena gaya magnet dari hold in coil tersebut dan membuat
Terminal C dan terminal B pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan
terhubungnya terminal C dan terminal B oleh kontak plate, maka aliran listrik
dari postif aki akan mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak
plate maju tertarik , kontak plate juga akan menarik drive lever yang
mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong pinion gear untuk
berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan diteruskan ke
field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran listrik juga akan
diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi magnet. Kemagnetan
antara field in coil dan armature ini akan membuat armature coil berputar ,
sehingga pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini
akan membuat flywheel pun ikut berputar.
b.
Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak off, maka aliran listrik ke
terminal B pada switch magnet dari motor starter pun akan terputus yang
mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang. Dengan hilangnya kemagnetan
pada field in coil maka kontak plate akan tertarik kembali ke posisi semula
oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch magnet. Kembalinya kontak
plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever akan kembali ke posisi
semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke posisi semula
dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel yang berputar
karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan membuat motor
starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi rusak.
I. Sistem Listrik Starter Pada Motor
1.
Komponen
Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
a. Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk
mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt
dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan
lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan
apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.
b. Kunci
Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan
memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.
c. Relay
Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter yang berfungsi
untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.
d. Saklar
Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada
saat kunci kontak pada posisi ON.
e. Motor
Starter,
Merupakan motor starter listrik
(kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi
tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin.
Gambar
II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor
2.
Prinsip Kerja
Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
a.
Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak
ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
b.
Saat Kunci Kontak On
Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter
tidak ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai)
belum mengalir ke sistem starter sehingga sistem starter belum bekerja.
Kunci kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter
ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter
akan mulai bekerja dan arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak
(ON) ⇒Kumparan RelayStarter ⇒Tombol
Starter (START) ⇒massa.Kondisi
ini akan menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga
menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor
starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian
memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.
Gambar
II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra
Cara
kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus
mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY
STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat
kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka
relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan
menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor
stater, sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR
STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan
aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.
3.
Mekanisme
Penggerak / Penghubung Sistem Starter
Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan
poros engkol, melainkan dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung.
Tujuan mekanisme penghubung ini antara lain :
a.
Meningkatkan momen putar motor starter melalui
perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
b.
Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu
arah yang akan melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol
setelah mesin hidup.
Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung
motor starter pada sepeda motor, yaitu:
a.
Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai
penggerak.
b.
Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).
J. Mekanisme Kopling Satu Arah
Mesin akan mulai berputar karena
digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi.
Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel
dipasangkan mekanisme kopling satu arah.
K. Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan Sistem Starter
1.
Pemeriksaan
dan Perawatan Baterai
a.
Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan
baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan
baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang
diperbolehkan.
b.
Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis
cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum
(charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka
tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.
c.
Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan
kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan
letak/jalur pemasangannya.
2.
Pemeriksaan
Relay Starter (Magnetic Switch)
a.
Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi
ON.Kumparan relay starter normal jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit
relay starter.
b.
Apabila tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan
lanjut :
1.
Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay
starter, menuju ke tombol starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12
V pada saat kunci Kontak posisi ON.
2.
Apabila tidak ada tegangan, lepaskan relay starter
dari rangkaian, kemudian periksa kontinuitas kumparan relay starter.
Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.
c.
Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian
memeriksa kontinuitas antara kedua terminal besar relay. Spesifikasi :
1.
Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar
relay pada saat kumparan relay dihubungkan dengan baterai.
2.
Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal
besar relay setelah hubungan antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.
3.
Pemeriksaan Motor
Starter
a. Melakukan
pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b. Melakukan
pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna. Lempengan komutator yang
berubah warna secara berpasangan menunjukkan adanya hubungan singkat pada
kumparan armatur.
c. Melakukan
pemeriksaan bantalan, meliputi :
1.
Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2.
Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa
suara.
d. Melakukan
pemeriksaan kumparan armatur :
1.
Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator.
Spesifikasi : Harus ada kontinuitas antar lempengan komutator.
2.
Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armature
dengan poros armatur. Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
e. Memeriksa
sikat-sikat :
1.
Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan.
Batas servis : Panjang sikat min. 3,5 mm.
2.
Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau
keausan.
3.
Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan
pemegang sikat (body). Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
4.
Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi
: Harus ada kontiunitas.
4.
Pemeriksaan
Mekanisme Kopling Satu Arah
a.
Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu
mengeluarkan oli pelumas mesin, melepas alternator dan mekanisme penghubung
sistem starter ke poros engkol.
b.
Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c.
Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat
berputar halus tanpa suara berisik.
d.
Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas
dan pegas terhadap keausan/kerusakan.
Mantab
BalasHapusCek iig kami kak kami gak jual apa apa @alifian.khene happy shoping
BalasHapusJual barang original nggak gan?
HapusWelll
BalasHapus