Kamis, 08 November 2018

SISTEM KELISTRIKAN BODY


SISTEM KELISTRIKAN BODY

Salah satu sistem kelistrikan yang ada pada kendaraan mobil yaitu sistem kelistrikan body kendaraan. Sistem kelistrikan body kendaraan di bagi menjadi beberapa bagian yaitu sistem penerangan kendaraan, sistem kelistrikan klakson, sistem kelistrikan wiper dan washer, sistem kelistrikan power windows dan sistem kelistrikan central lock.

A. Sistem penerangan
Sistem kelistrikan body yang pertama adalah sistem penerangan. Sistem penerangan merupakan sistem yang berfungsi sebagai penerangan di kendaraan. Sistem penerangan dibagi menjadi beberapa bagian antara lain lampu utama, lampu belakang, lampu rem, lampu tanda belok, lampu hazard, lampu plat nomer, lampu mundur, lampu panel instrumen dan lampu ruangan.

1. Lampu utama

Gambar 1

Lampu utama atau lampu besar atau lampu kepala (head light) merupakan bagian dari sistem penerangan yang berfungsi untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan.

Pada umumnya pada lampu kepala ini dilengkapi dengan 2 kondisi jarak penerangannya yaitu lampu jarak jauh dan lampu jarak dekat.

Pada lampu kepala terdapat dua tipe bohlam lampu yang banyak digunakan yaitu lampu kepala tipe sealad beam dan lampu kepala tipe semi sealed beam.

Lampu kepala tipe sealed beam
Pada lampu kepala tipe sealed beam ini, bohlam lampu yang digunakan menjadi satu dengan reflektor dan kaca biasnya sehingga bila lampu tipe sealed beam ini putus maka harus diganti secara keseluruhan.

Gambar 2


Lampu kepala tipe semi sealed beam
Pada lampu kepala tipe semi sealed beam ini bohlam lampunya tidak menjadi satu dengan reflektor dan kaca biasnya sehingga bila bohlam lampu pada tipe ini putus maka dapat diganti bohlam lampunya saja.

Pada tipe lampu kepala semi sealed beam, pada umumnya memakai jenis bohlam lampu biasa dan bohlam lampu quartz halogen.

Gambar 3


2. Lampu jarak dan lampu belakang

Gambar 4

Lampu ini berfungsi untuk memberikan isyarat adanya kendaraan serta lebar dari kendaraan kepada pengendara lain yang berada pada bagian depan maupun belakang pada saat kondisi jalan gelap. Lampu ini juga disebut dengan lampu kota, lampu kota pada bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearance light) dan untuk bagian belakang disebut lampu belakang (tail light).

3. Lampu rem

Gambar 5

Lampu rem atau brake light terletak pada bagian belakang kendaraan yang berfungsi untuk memberitahukan ke pengendara lain yang berada dibelakang bahwa kita akan melakukan pengereman (menurunkan kecepatan kendaraan atau memberhentikan kendaraan).

Lampu rem ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko kecelakaan atau terjadinya benturan dengan kendaraan lain dari belakang saat kita melakukan pengereman.

4. Lampu tanda belok

Gambar 6

Lampu tanda belok atau lampu sein atau turn signal light terletak pada bagian ujung-ujung kendaraan (pada bagian kanan depan dan belakang serta pada bagian kiri depan dan belakang). Fungsi dari lampu tanda belok ini adalah untuk memberikan isyarat ke pengendara lain yang berada di belakang ataupun didepan bahwa kita akan membelok, pindah jalur atau menyalip kendaraan.

Lampu tanda belok menyala dengan berkedip dalam interval waktu tertentu. Pada umumnya lampu tanda belok akan mengedip sebanyak 60 sampai 120 kali dan satu menit. Komponen yang berfungsi untuk membuat kedipan pada lampu tanda belok adalah flasher.

5. Lampu hazard

Gambar 7

Lampu hazard atau lampu darurat berfungsi untuk memberikan isyarat kepada pengendara lainnya baik yang berada di depan maupun yang berada di belakang bahwa kita dalam keadaan darurat, misalnya macet di jalan, sedang mengantar orang sakit dan lain sebagainya.

Pada lampu hazard yang digunakan adalah lampu tanda belok, namun lampu tanda belok ini akan menyala atau berkedip secara bersamaan seluruhnya ketika saklar hazard dinyalakan.

6. Lampu plat nomer


Gambar 8

Lampu plat nomer dipasang di kendaraan tepatnya pada bagian plat nomer kendaraan yang berada pada bagian belakang atau bagian depan kendaraan. Lampu plat nomer ini berfungsi untuk memberikan penerangan tambahan agar plat nomer kendaraan dapat terlihat oleh kendaraan lain yang berada pada sisi belakang atau depan kendaraan. Lampu plat nomer ini akan menyala bila lampu kota dinyalakan.

7. Lampu mundur


Gambar 9

Lampu mundur terpasang pada bagian belakang kendaraan. Lampu mundur ini berfungsi untuk memberikan isyarat pada pengendara lain yang berada di belakang agar tahu bahwa kendaraan yang kita kendaraai akan berjalan mundiur. Lampu mundur ini akan menyala bila tuas transmisi pada posisi mundur dengan posisi kunci kontak On.

8. Lampu instrumen

Gambar 10

Lampu instrumen atau lampu panel ini digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada saat kondisi gelap atau malam hari sehingga memungkinkan pengendara dapat melihat dan membaca meter-meter pada panel instrument. Lampu panel ini menyala bersamaan bila lampu belakang dinyalakan.

9. Lampu ruangan

Gambar 11

Lampu ruangan atau dome light berfungsi untuk menerangi bagian dalam kendaraan sehingga pada kondisi malam hari pada bagian dalam kendaraan tidak gelap. Lampu ruangan ini dirancang dengan cahaya yang dihasilkan agar tidak menyilaukan pengendara lain yang berada di depan maupun belakang.

B. Sistem klakson

Gambar 12

Sistem kelistrikan body lainnya adalah sistem kelistrikan klakson. Klakson berfungsi untuk memberitahukan pengendara lainnya dengan isyarat bunyi atau suara sehingga pengendara lain dapat mengetahuinya.

Klakson pada kendaraan pada umumnya menggunakan tipe klakson listrik tipe arus DC yaitu listrik yang digunakan berasal dari baterai atau accu

C. Sistem wiper dan washer


Gambar 13

Sistem kelistrikan body lainnya adalah sistem kelistrikan wiper dan washer. Sistem wiper atau penhapus kaca berfungsi untuk membersihkan kaca pada bagian depan kendaraan atau belakang kendaraan (pada beberapa tipe kendaraan) dari kemungkinan kotoran, serangga kecil atapun air hujan sehingga akan membantu penglihatan pengendara agar tidak terhalangi oleh kotoran, serangga dan air hujan tersebut.

Sedangkan washer berfungsi untuk membantu kinerja dari wiper. Washer bekerja dengan menyemprotkan cairan pembersih pada bagian kaca bagian depan atau bagian belakang (pada beberapa tipe kendaraan) kendaraan.

D. Sistem power windows

Gambar 14

Kelistrikan body yang lainnya adalah sistem power windows. Sistem power windows berfungsi untuk membuka dan menutup kaca pintu pada mobil secara elektrik. Cara kerja power windows ini menggunakan motor listrik. Bila motor listrik dialiri arus listrik maka motor akan berputar, gerakan putar ini digunakan untuk menaikkan (menutup) atau menurunkan (membuka) kaca pintu kendaraan.

E. Sistem central door lock

Gambar 15

Sistem kelistrikan body lainnya adalah sistem central lock atau central door lock. Sistem central lock berfungsi untuk mengunci dan membuka kunci mobil secara otomatis (elektrik). Pada dewasa ini sistem cental lock dilengkapi dengan remot dan alarm. Remot ini berfungsi memberikan pengontrol penguncian, sedangkan alarm disini berfungsi untuk memberitahukan ke pengendara bahwa kendaraan telah terkunci atau telah dibuka kuncinya.

berikut video cara Merangkai sistem kelistrikan bodi



Rabu, 07 November 2018

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL 

Sistem Pengapian Konvensional Dan Bagian-bagiannya - Motor pembakaran dalam menghasilkan tenaga dengan jalan membakar capuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah di kompresikan oleh piston di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan terbakar secara serentak.

Sistem Pengapian Konvensional
Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan bunga api pada busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan loncatan bunga api pada busi, untuk beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan untuk proses pembakaran. Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.

Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai pada motor bensin yang masih menggunakan platina untuk memutus hubungkan arus primer koil, yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.

Sistem pengapian konvensional setidaknya bagian bagiannya sebagai berikut :
Menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignation coil.
b. Ignition Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya ignition coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi.
c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan firing order (urutan pengapian).


Bagian-bagian tersebut terdiri dari:
- Cam (nok)
Membuka Kontak point platina (breaker point) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat untuk masing masing silinder
- Breaker point (platina)
Berfungsi Memutuskan hubungkan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer (arus primer) dari ignation coil, yang bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder ignition coil, yang diperlukan untuk pengapian di masing masing silinder.
 - Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
- Centrifugal Governor advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor weight dan governor spring.
- Vacuum Advancer
Memajukan atau mengundurkan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold) yang bertambah atau berkurang.
- Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.
- Distributor Cap
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang telah dibangkitkan di kumparan skunder dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder sesuai dengan urutan pengapian.

d. Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition col ke busi busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Oleh sebap itu penghantar (core) dibungkus dengan insulator karet yang tebal untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik tegangan tinggi. Insulator karet tersebut, kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath).
e. Busi
Berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Arul listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga api dengan temperatur tinggi di antara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang sebelumnya telah di kompresikan.

Soal Sistem Kelistrikan Pilihan ganda dan essay

Soal Sistem Kelistrikan Pilihan ganda dan essay Soal : A. Pilihan ganda 1. Sumber arus listrik utama pada kendaraan adalah….   ...